"Bersemangatlah wahai para pejuang diri !, karena semangat adalah syarat. Telah terdapat contoh yang nyata pada orang-orang sebelumnya, para Anbiya hingga Khatamul Anbiya. Bahwa, merekalah yang meniti jalan kemuliaan dalam kepedihan dan keperihan, sebelum mendapatkan CintaNya maka itu adalah keharusan dan keniscayaan.."
"Bagaimana mungkin telah merasa aman terhadap apa yang telah didapatkan, bahwa itu semua sudah menjadi bekal yang cukup dalam perjuangan dimedan pertempuran dunia ini ? sedangkan musuh ini dapat berubah dalam berbagai macam bentuk, bahkan dapat berubah menjadi diri ini sendiri, menguasainya secara perlahan-lahan dan samar. Hingga 'mudharat' menjadi tampak 'manfaat', begitu pula dengan sebaliknya.."
"Maka, ini semua hanyalah ungkapan saja dan menjadikannya sementara untuk berlalu begitu saja. Pengertian dan kepahaman tidaklah akan cukup kecuali mendapatkan makna daripadanya melalui ketercambukan yang berkali-kali dengan merasakannya.."
"Ilmu dan segala yang engkau mengerti akannya seperti sebuah anak panah yang terbaik diantara anak panah yang ada. Ia dapat digunakan untuk membawa surat cinta kepada Sang Kekasih. Namun, mengapa itu seperti tidak tersampaikan dan tidak menancap pada pintu rumah Nya ?, mungkin karena engkau hanya selalu memperhatikan anak panah itu, tetapi tidak pernah memperhatikan bagaimana dirimu dihadapan Sang Kekasih.."