Menunggu,
adalah bahasa ketidak tahuan,
dalam pada yang itu,
ada ketidak berdayaan.
Tiada lagi yang keinginan,
atas dunia yang terhamparkan,
menjadi bisu segala kesemuan.
Menunggu,
hanyalah kesyukuran,
diatas segala penerimaan,
atas segala kesyukuran.
Alam ini hanyalah mimpi tanpa ketiduran,
terlepas segala yang dalam jiwa rentan,
bersama-sama kekinian dan kehakikian.
Menunggu,
tersenyum dan tangisan menyatu,
tak terlukiskan,
tak tergambarkan.
tak terucapkan,
duduk dengan begitu,
saling berpandangan,
dalam penantian..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar